Anjungan Jawa Barat di TMII dibangun berdasarkan model kasepuhan Keraton
Cirebon.Pemilihan model itu beralasan, sebabdahulu Cirebon merupakan
daerah pengembangan agama Islam yang pertama di Jawa Barat, dan hingga
kini sebagian besar penduduknya merupakan pemeluk agama Islam.
Sesuai dengan bangunan aslinya, bangunan induk anjungan ini dibagi atas
beberapa ruangan yang kini dimanfaatkan sebagai sarana untuk
memperkenalkan berbagai aspek budaya. Ruangan-ruangan tersebut adalah:
1. Jinem Pangrawit, aslinya merupakan pos tempat para pengawal
berkumpul. Kini dibangun sebagai arena olah seni, pameran, disamping
untuk arena pertunjukan Degung dan Kecapi Suling serta latihan/kursus
tari yang merupakan kegiatan rutin anjungan.
2. Bangsal Pringgondani. Aslinya merupakan ruangan tempat bertemu sultan
dan para bawahannya. Namun di tempat tersebut, kini dipamerkan beberapa
hasil kerajinan, foto-foto upacara adat dan objek wisata Jawa Barat.
3. Bangsal Prabayaksa. Aslinya ruang pertemuan Sultan dengan tamu
khusus. Karena itu, ruangan ini aslinya berhiaskan porselin dari
berbagai Negara, yaitu Cina, Portugal dan India. Di anjungan Jawa Barat,
ruangan ini difungsikan untuk peragaan wayang Golek lengkap dengan
pakain tradisional adat Sunda. Dipergunakan pula model berbagai jenis
pakaian tradisional Sunda, jenis pakaian sehari-hari maupun pakaian
pengantin. Selain itu, dapat juga disaksikan beberapa tari daerah,
antara lain tari Merak, Topeng dan Kupu-kupu. Berbagai bentuk ukiran
yang ada di batas ruangan ini memiliki nama-nama khusus seperti Dandang
Wulung, Manuk Keduwong, dan Kembang Kanigaran.
4. Bangsal Dalem (bangsal panembahan). Di tempat aslinya, ruangan
Bangsal Dalem merupakan ruanng kerja dan ruang ruang istirahat siang
bagi Sultan. Di anjungan ini, sengaja diupayakan dapat tampil
sebagaimana aslinya. Karena itu, di Bangsal Dalem dapat kita saksikan
antara lain: eka sula, trisula dan cakra sula, yang terletak di dekat
juraian selendang berwarna Sembilan. Sejarah mencatat bahwa Sunan Gunung
Jati adalah salah satu diantara wali, tokoh penyebar agama Islam di
Jawa yang berjumlah Sembilan.
Di seputar bangunan induk masih ada 4 bangunan lagi, yaitu langgar alit,
sri menganti, lunjuk dan Jinem arum. Aslinya masing-masing berfungsi
sebagai musholla, tempat tunggu bagi para tamu, tempat mendaftarkan diri
sebelum menghadap Sultan dan yang terakhir adalah ruang keluarga
Sultan. Sudah barang tentu anjungan Jawa Barat di TMII memiliki fungsi
lain seperti sebagai tempat informasi tentang budaya dan kepariwisataan
Jawa Barat, ruang kantor, dan kafetaria. Selain tiruan kompleks kraton
kasepuhan Cirebon tersebut, di anjungan Jawa Barat masih ada beberapa
bangunan tambahan lainnya yang berbentuk rumah tradisional, berupa rumah
panggung berdinding bamboo (gedek), yang dilengkapi dengan perabot
rumah tangga tradisional yang terbuat dari kayu dan bambu. Di bagian
belakang, dibangun pula sebuah panggung terbuka dengan atap berbentuk
paying-payung besar dan mempunyai tempat duduk permanen berbentuk tapal
kuda.Di panggung inilah pada hari Minggu dan hari libur dipentaskan
berbagai kesenian dari wilayah Jawa Barat, selain itu juga sering
diadakan bazaar, pameran dan demonstrasi benda hasil kerajinan yang
berpuncak pada 'Pameran Wajah Jawa Barat'.
Propinsi ini memiliki beberapa tempat wisata, diantaranya adalh Kebun
Raya Bogor, Puncak, tangkuban Perahu, Pangandaran, Taman Marga Satwa
Ujung Kulon.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar